Disentil Dedi Mulyadi Gegara Study Tour, SMAN 6 Depok Buka Suara

Pelaksanaan KOB merupakan bagian dari kurikulum saat ini dan itu dilakukan oleh sekolah-sekolah serta sudah ditetapkan jauh sebelum kepala daerah terpilih. Kegiatan yang sering disalahartikan sebagai study tour, padahal merupakan bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), merupakan pendekatan pembelajaran lintas disiplin ilmu yang bertujuan untuk memperkuat kompetensi dan karakter siswa.
Di sisi lain, dari kesepakatan bersama wali murid, dana yang disepakati secara musyawarah mufakat sebesar Rp3,8 juta, uang tersebut juga digunakan untuk mensubsidi silang kepada siswa-siswa yang benar-benar tidak mampu
“Jadi, bukan hanya pemerintah saja yang bisa mensubsidi, kami orang tua wali murid juga memberikan subsidi bagi mereka yang kurang beruntung. Bagi orang tua juga diberikan kebebasan mencicil dan juga mengajukan keringanan ke sekolah,” terangnya
Kepada orang tua siswa yang ekonominya sedang menurun, sekolah juga memberikan program kegiatan di dalam kota yang sangat terjangkau. Juga bisa dicicil sehingga tidak memberatkan. “Itu semua sudah dipikirkan matang-matang agar kegiatan ini berjalan,” imbuhnya. Karenanya, Eko mempertanyakan ihwal imbauan Kang Dedy agar KOB atau study tour ini dihentikan
“Nggak bisa seenaknya asal ngomong. Ini ada kurikulumnya, agenda juga sejak lama dan mayoritas orang tua setuju, polling anak-anak juga setuju.” “Kalau dihentikan tiba-tiba hanya ada satu dua orang yang keberatan dan patut dipertanyakan kebenarannya, ini keadilan macam apa? Demokrasi apa? Silakan dijawab,” tegasnya
Dia balik bertanya, apakah bijak mengecewakan ratusan orang siswa hanya demi segelintir orang yang belum tentu kebenarannya. “Apalagi, para orang tua siswa ini juga sudah diberikan pilihan untuk mengajukan keberatan hingga kegiatan lainnya sebagai pengganti KOB,” tuturnya
Eko menduga, awal munculnya isu soal KOB SMAN 6 Depok itu dari postingan di blog, bukan dari media. “Karenanya pejabat pemerintah harus melek media, agar tidak termakan isu-isu yang tidak benar,” tegasnya. Sebagai Ketua Komite yang mewakili sekitar 900-an Orang Tua Siswa SMAN 6 Depok, Eko berharap para pejabat pemerintahan tidak terburu-buru mengomentari sesuatu
“Tolong jangan asal komentar, karena yang rugi reputasi sekolah ini. Saya berani ngomong seperti ini karena kami di komite bekerja ikhlas lillahi taala,” tandasnya. (mcr27/jpnn)